Bisnis
Cincin Tunangan Couple, Mulai dari Harga Hingga Tradisi yang Ada

Cincin merupakan sebuah simbol yang paling umum dalam mengungkapkan sebuah perasaan seseorang. Lazimnya cincin disimbolkan sebagai ucapan cinta serta jadi satunya antara dua hati dalam satu ikatan. Namun ini semua hanyalah simbol saja. Cincin ini beragam bentuk pilihan dan kebutuhan yang akan dipakai oleh pemakai cincin. Ada cincin tunangan couple, ada yang berbahan dasar emas, perak dan lain sebagainya.
Cincin pertunangan merupakan sebuah ungkapan cinta dan komitmen seorang laki-laki untuk menjalani sebuah hubungan yang serius dengan seseorang perempuan yang dicintainya. Itulah mengapa, seorang pria kerap kali memberikan sebuah cincin tunangan saat hendak melamar wanita yang diinginkannya atau yang dicintainya.
Biasanya jenis cincin yang digunakan dalam sebuah acara pertunangan adalah cincin tunangan couple, cincin tunangan jenis ini memang dibuat khusus dipakai dalam hal pertunangan karena dipakai satu pasang kekasih dan cincin itu dibuat persis namun hanya beda ukuran saja.
Dalam sebuah tradisi melamar dengan cincin tunangan itu pun sudah ada sudah cukup lama dalam sejarah pernikahan, bahkan tradisi tersebut sudah berjalan hingga puluhan hingga ratusan tahun lalu. Sebagai sebuah simbol komitmen terhadap sebuah perasaan dan cinta antara kedua seseorang. Dan cincin pertunangan tersebut terkadang memiliki beberapa sejumlah aturan tak tertulis dan seringkali diikuti oleh para pasangan. Apa saja sebenarnya aturan-aturan tersebut? Dan kapankah tradisi menggunakan sebuah cincin itu dimulai?
Sejarah Tradisi Cincin Pertunangan
Sebenarnya dalam tahap awal tradisi ini hadir, pengguna cincin tunangan bukanlah suatu hal yang dirasa cukup romantis, seperti masa – masa kini. Soalnya, dahulu cincin pertunangan hanya menjadi sebuah simbol kepemilikan terhadap seseorang. Cincin tunangan pertama kali ada dan dipergunakan ketika pada masa Romawi kuno. Sedangkan menurut Gemmological Institute of America (GIA), pada masa ini para wanita bangsa romawi menggunakan cincin yang hanya terbuat dari batu besi, gading hingga tulang.
Namun setelah berlangsung cukup lama, akhirnya kebiasaan dalam penggunaan bahan cincin dari tulang, gading dan lain sebagainya perlahan mulai terganti. Yaitu dengan menggunakan emas, dan hal tersebut terbukti dalam sebuah bukti yang ditemukannya cincin emas diantara reruntuhan kota Pompeii.
Serta tak hanya itu pun, bangsa romawi juga sangat senang ketika memiliki dua cincin tunangan dengan berbahan material yang berbeda. Jika mereka berada dalam jangkauan dekat dengan tempat tinggal, maka mereka akan menggunakan cincin tunangan dengan bahan besi. Namun hal itu akan berganti pula ketika dalam keadaan keluar rumah maka cincin tersebut diganti dengan menggunakan sebuah cincin emas.
Meski hanya pada awalnya cincin tunangan ini menjadi simbol kepemilikan, namun seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, selanjutnya makna dalam cincin pertunangan ini pun bergeser menjadi lebih bermakna. Tak lagi hanya hanya sebagai penanda sebuah kepemilikan, namun pemberian cincin ini berubah menjadi sebuah lambang dari niat dan keinginan seseorang pria untuk menikahi pujaan hatinya.
Pada tahun 1477, untuk pertama kalinya sebuah cincin pertunangan dengan bahan berlian digunakan. Cincin berlian kala waktu itu diberikan oleh Archduke Maximilian dari negara Austria kepada seorang perempuan bernama Mary of Burgundy, pada saat melamarnya. Dan dimasa-masa itu penggunaan cincin pertunangan dengan bahan berlian mulai populer di antara para kalangan bangsawan pada saat itu.
Dan pada saat ini pemberian sebuah cincin tunangan couple, menjadi sebuah tradisi yang dilakukan dalam sebuah prosesi lamaran, The Palace National Jeweler menyediakan berbagai macam cincin untuk segala kebutuhan anda.